Jamku
menunjukkan pukul 13.30, namun buku yang aku cari belum juga ku jumpai. Aku
mencari buku mengenai aplikasi Photoshop di Gramedia Mal Pekanbaru. Akhirnya
aku pun menyerah, menyerah untuk mencari buku itu sendirian. Aku bertanya
kepada petugas dimana letak buku itu, lalu petugas itu menunjukkan letak
bukunya. Pantes saja aku tidak dapat menemukannya, ternyata buku ini dibalik
buku-buku lainnya yang berhubungan dengan komputer.
“Aduh, gak teliti banget” Ngomong pelan sambil nepuk jidat.
Aku mengambil segera buku itu tanpa
pikir panjang lagi, mengingat cacing perut sudah mengaum meminta jatahnya siang
ini. Segera aku menuju ke kasir untuk membayar buku yang sejak setengah jam
lalu aku mencarinya. Akupun melangkah keluar dari Gramedia Mal Pekanbaru dengan
wajah puas. Timbul pertanyaan baru, mau makan dimana siang ini.
Lalu aku putuskan untuk makan di
Texas Chicken yang berada di lantai atas Mal Pekanbaru. Berjalan,
dan terus berjalan aku temui banyak muda-mudi yang berduaan dengan kekasihnya
masing-masing, dan aku pun sadar aku sedikit iri.
“Uhh sial ya jadi jomblo kayak gini, kemana-mana mesti
sendirian” Ngomong sendirian sambil pasang muka masam.
Sampai di lantai 3, aku terdiam
sejenak mengenang sedikit hal yang pernah aku lalui disini. Ya, aku ingat disinilah
aku mengingat perlombaan blog yang tiap tahunnya diadakan oleh Mal Pekanbaru.
Ketika itu aku berhasil mendapatkan juara 2 Blog tingkat SMP tahun 2012, disini
aku bersujud syukur ketika blog yang aku miliki diumumkan sebagai juara. Tapi
cukup sebentar saja, perut udah keroncongan minta diisi ulang.
Masuk ke dalam Texas Chicken, aku
memesan burger dan sebotol air mineral, maklum isi dompet sudah menipis jadi
cuma bisa memesan ala kadarnya saja. Kasihan banget deh aku waktu itu, udah
jomblo, dompet tipis pula lagi, lengkap sudah jeritan hati untuk hari ini. Aku
duduk di meja kosong yang disebelahnya ada seorang bapak-bapak sendirian, yang
kayaknya juga jomblo sama sepertiku.
Aku menikmati burger yang aku beli
dengan sisa uang di dompet sambil memainkan game di handphoneku. Dan lagi
kembali hati ini ingin menjerit ketika dari dalam aku melihat banyak muda-mudi
yang berpasangan.
“Cepat putuslah kalian, biar gak merusak pemandangan jomblo
ini” teriakku di dalam hati.
Lalu aku kembali memakan burgerku
yang tinggal seperempat gigitan lagi. Ketika itu, datanglah seorang gadis
cantik dengan rambut kucir kuda yang memegang tas gendong berwarna merah yang
kira-kira aku taksir seumuran denganku, 16 tahun. Gadis itu mirip seorang
artis, yang kalo tidak salah namanya Nagita Slavina, maklumlah jarang nonton
tv. Perlahan namun pasti ia mendekat ke arahku.
“Ya Allah, apakah Engkau mendengar doa hambamu ini? Apa
gadis ini yang akan menjadi jodohku?” Aku berdoa di dalam hati sambil
berharap-harap.
Mataku tak henti mengikutinya,
perlahan dan perlahan ia berjalan ke arahku. Ahh, tapi sayang dia malah ke
tempat bapak-bapak disebelahku, yang ternyata bapak itu adalah ayahnya. Lagi
dan lagi penderitaan hati ini bertambah lagi setelah hatiku dipatahkan oleh
gadis ini.
Inginku segera pergi dari tempat
ini, aku tak kuat lagi menahan pedihnya menjadi jomblo akut. Tapi, aku
mengurungkan niatku karena aku mendengar percakapan dari sepasang ayah dan anak
ini.
Anak : “Yah, aku
udah beli ni hp yang aku mau, Ayah.
Merknya Lenovo” Sambil menunjukkan hp barunya
Ayah : “Berapa
kamu beli hp ini, nak?”
Anak : “Harganya
Rp. 1.500.000, yah. Ditambah dengan Flip cover dan pelindung layarnya Rp.
90.000”
Ayah : “Kenapa
kamu membeli pelindung hp ini, nak ? kan kamu bisa hemat Rp.90.000”
Anak : “Ayah, aku
sudah membeli hp ini dengan mahal. Apa salahnya aku mengeluarkan uang Rp.90.000
untuk keamanan hp ini, dan lagi hp ini tampak lebih bagus, cobalah Ayah lihat
lagi” Mencoba untuk tersenyum manis kepada sang Ayah.
Ayah : “Tapi
bukankah ini merupakan suatu penghinan terhadap perusahaan Lenovo, nak? Bahwa
mereka tidak dapat membuat produk mereka tidak cukup aman”
Anak : “Tidak,
Ayah. Justru ini saran dari mereka untuk menggunakan pelindung untuk keamanan
hp ini, dan aku juga tidak mau membahayakan hp baru ini, Ayah”
Ayah : “Apa itu
tidak akan mengurangi keindahan hp mu, nak?
Anak : “Justru
semakin indah, Ayah”
Aku melirik ke arah mereka, sang
Ayah terdiam sambil menatapi putrinya yang sungguh sangat manis itu, Ayahnya
kembali berkata dengan lembut.
Ayah : “Anakku
sayang, kamu tau ayah sangat menyayangimu. Kamu membeli hp ini Rp.1.500.000
ditambah pelindungnya seharga Rp. 90.000”
Anak : “Iya, Ayah.
Lalu kenapa ayah bilang seperti ini?”
Ayah : “Ayah sudah
mengorbankan seluruh hidup ayah untuk membesarkan kamu, nak. Tapi kenapa kamu
tidak menutup auratmu ini dengan jilbab untuk keselamatan dirimu sendiri? Hp
yang kamu beli ini kelak tidak akan dipertanyakan, tapi auratmu ini kelak ayah
akan dipertanyakan, nak”
Anak : “AYAHHHH”
menangis sambil memeluk ayahnya
Aku tak kuat lagi membendung air
mata, aku berlari keluar dari Texas Chicken agar aku tidak ketahuan menguping
percakapan mereka berdua. Walaupun aku bukanlah gadis itu, tapi aku tahu persis
seperti apa perasaan gadis itu. Aku berharap gadis itu dapat mengenakan jilbab
sesuai keinginan sang Ayah dan juga merupakan kewajibannya sebagai umat Islam.
Aku turun ke bawah menuju tempat parkiran, dan pulang membawa sebuah cerita
berharga dari sepasang Ayah-anak ini dan aku tuangkan dalam tulisan ini dan melupakan semua kejombloan ini.