Asap rokok mengandung bahan karsinogen atau bahan yang mampu mengubah sel epitel bronkus normal pada paru-paru menjadi sel kanker ganas, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif yang hanya menghirup asap rokok.
Spesialis paru dan pernafasan, dr Emil Bachtiar Moerad, Sp.P di Samarinda, mengatakan, karsinogen yang terhirup tersebut akan mengubah sel normal menjadi sel kanker ganas secara bertahap dalam kurun waktu 20 hingga 30 tahun.
"Proses terbentuknya kanker yang memakan waktu cukup lama ini lah yang menyebabkan orang-orang menganggap enteng dan terus mengkonsumsi rokok," katanya.
Padahal, lanjutnya, rokok selain menimbulkan penyakit kanker paru yang merupakan penyebab kematian bagi kaum laki-laki di Indonesia , juga dapat menyebabkan penyakit paru obstruksi kronis atau kecacatan pada paru, ditandai dengan batuk berdahak dan sesak nafas terus menerus.
Ia menjelaskan, karsinogen yang sebagian besar terdapat pada asap rokok tersebut terbentuk dari pembakaran bahan-bahan penyusun rokok yaitu kertas rokok, tembakau dan bahan penyedap rokok.
Ia mengatakan, karsinogen paling banyak terbentuk pada rokok yang tidak mengalami pembakaran sempurna, yaitu rokok yang tidak dihisap atau dibiarkan menyala begitu saja. Selain itu, ada sekitar 400 jenis racun yang terdapat pada rokok, di antaranya tar, nikotin, benzen dan karbon monoksida (CO).
"Asap rokok yang terbakar tidak sempurna dan terhirup oleh orang yang bukan perokok lebih berbahaya dibandingkan dengan asap rokok yang diisap langsung oleh perokok aktif, karena saat rokok diisap asapnya masih tersaring filter pada rokok," katanya.
Disebutkan bahwa perokok pasif mempunyai resiko terserang kanker paru lebih besar atau 28 kali dibandingkan dengan orang normal yang bukan perokok.
Berhenti merokok
Lebih lanjut, dr Emil yang juga Ketua IDI Kaltim mengakui, sangat sulit mengubah kebiasaan perokok untuk berhenti merokok, dan menurutnya, berpuasa di bulan suci Ramadhan, dapat dijadikan momentum untuk mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan merokok secara bertahap.
"Keinginan seorang perokok untuk berhenti merokok tergantung pada seberapa kuat niat yang ditanamkan dalam dirinya dan kesadaran yang kuat akan bahaya rokok bagi dirinya sendiri maupun bagi orang di sekitarnya," katanya.
Dikemukakan bahwa di Amerika Serikat selama tahun 2000, penyakit kanker paru akibat merokok menjadi penyebab kematian terbesar bagi kaum wanita, mengalahkan penyakit lain yaitu kanker rahim dan kanker payudara.
Sedangkan di Indonesia, katanya, penyebab kematian tertinggi bagi kaum wanita masih disebabkan oleh kanker rahim dan kanker payudara. Sedangkan bagi kaum laki-laki di Indonesia , kanker paru menduduki urutan ketiga sebagai penyebab kematian.
Merokok, Tindakan Bunuh Diri Perlahan!
Kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh rokok adalah bagian dari bentuk kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Hal itu identik dengan bunuh diri sendiri. Padahal, dalam sudut pandang agama apapun tindakan memutus usia sendiri, diyakini tidak akan diridoi oleh Tuhan.
Menurut data di Indonesia terdapat 6,5 juta orang dewasa menderita penyakit akibat merokok. Berbagai macam penyakit tersebut antara lain kanker, terutama penyakit paru, jantung dan peredaran darah, bayi lahir dengan berat badan rendah dan sindrom bayi meninggal mendadak (sudden death) dari ibu yang merokok.
Demikian penegasan Menteri Kesehatan Dr. Achmad Sujudi, ketika membuka Lokakarya Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Rokok dalam rangkaian peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) di Depkes belum lama ini.
Menkes menegaskan, kendati demikian ternyata kenyataan ini tidak juga mampu memberi pengaruh yang signifikan untuk mencegah orang tidak merokok."Memang kesakitan bukan saja diakibatkan karena rokok, namun bukti menunjukkan bahwa merokok menyebabkan banyaknya gangguan kesakitan dan kematian," ujar Sujudi.
Masalah lain dari rokok adalah korban yang ditimbulkan tidak hanya menimpa pada orang yang merokok atau yang dikenal dengan istilah perokok aktif. Namun, juga akan menimpa orang lain yang tidak merokok yang disebut dengan perokok pasif.
"Masalah ini jika ditinjau dari sisi moral, etika dan agama manapun berarti akibat dari asap rokok yang dihembuskan akan menimbulkan kerugian pada orang lain yang tidak merokok. Bahkan,juga akan merusak tatanan lingkungan alam kehidupan secara keseluruhan," kata Menkes.
10 Alasan untuk Berhenti Merokok, Selain Kanker Paru
Hari tanpa tembakau sedunia baru saja lewat, 31 Mei silam. Apakah anda yang perokok menghentikan ‘hobi’ anda pada hari itu? Atau, anda justru melaluinya sama seperti hari-hari sebelumnya, tiada hari tanda sigaret kesayangan anda? Tampaknya, masih lebih banyak yang memilih jawaban kedua,.
Seperti kebanyakan pecandu rokok lain, anda mungkin juga termasuk yang tidak peduli akan bahaya merokok, meski sudah mengetahuinya melalui peringatan pemerintah yang tercantum dalam bungkus rokok, atau poster dan spanduk kampanye antirokok yang kian gencar dilakukan. Mungkin sesekali anda memikirkannya juga sebelum menyalakan rokok, hmmm... sakit jantung, kanker paru, emfisema...namun tetap saja anda menghisapnya dalam-dalam. Ke-401 zat beracun dan 43 bahan penyebab kanker itu. Dan anda semakin jauh terperosok dalam ‘jurang kematian’ itu.
Bila ancaman kematian tak juga dapat menghentikan anda, mungkin sejumlah alasan lain dapat memicu anda untuk berhenti merokok: kebanggaan-kebanggaan klasik. Selain memendekkan usia, saat anda merokok, anda juga akan merusak salah satu hal terpenting yang sering kita gunakan untuk menilai orang: penampilan kita. Di bawah ini ada daftar 10 hal yang mungkin dapat menjadi alasan anda untuk berhenti merokok. Alasan-alasan ini memang tidak dapat membunuh anda, tapi yang jelas akan merusak penampilan.
No. 1: Impotensi
"Ya, Tuhan! Tak Mungkin! Benarkah? Wah, ini baru bahaya!" Mungkin itu respon anda sesaat setelah membaca alasan nomor satu ini. Bila anda tak menghentikan kebiasaan anda merokok dua bungkus sehari, dalam waktu dekat sesuatu yang sangat anda pedulikan mungkin akan terlepas dari genggaman dan ini bukan kabar baik untuk anda maupun pasangan anda. Bayangkan saja, bila merokok dapat mengganggu kehidupan seks anda, rasanya itu suatu pertukaran yang tak adil. Apa enaknya tak bisa menjalankan fungsi anda di tempat tidur?
Fakta: Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Tak kurang satu dari dua pria Amerika di atas 40 tahun mengalami impotensi dalam derajat tertentu. Merokok juga dipercaya sebagai salah satu gangguan fisik utama penyebab disfungsi ereksi.
No. 2: Wajah keriput
Lupakan saja wajah-wajah ganteng dan macho yang anda lihat pada iklan rokok yang terpampang besar-besar di reklame jalan, suratkabar, majalah dan televisi. Hal yang paling tak mungkin diberikan oleh rokok kepada tubuh anda adalah mata dan bibir seperti si model iklan tadi. Pipi berkerut dan garis-garis vertikal di sekitar mulut anda. Itulah gambaran yang sebenarnya.
Fakta: Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit anda dengan jalan menyampitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Anda harus bersiap-siap untuk keriput lebih awal, dan ini biasanya tak dapat diperbaiki (bahkan jika anda punya uang banyak dan sanggup menghadapi sakitnya ooperasi plastik). Hal ini mungkin akan lebih mengkhawatirkan bagi kaum wanita dibanding pria, tapi tak apa, teruskan saja membaca.
No. 3: Gigi berbercak, napas bau.
Anda - apalagi yang masih muda - tentunya setuju bahwa salah satu fungsi penting bibir adalah untuk berciuman. Namun bagaimana halnya bila mulut anda dipenuhi gigi yang berbercak dan napas bau? "Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan merokok, orang menjadi lebih sensitif terhadap hal-hal semacam ini dan bereaksi negatif terhadapnya," ujar juru bicara Asosiasi Paru Amerika, Edwin Fisher, PhD.
Fakta: Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga coklat pada gigi anda, dan hal ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok. Dan hal ini, sama sekali tidak menarik. Mungkin konsekuensi lain yang juga berhubungan dengan penyakit mulut dapat menjadi pertimbangan anda. Gangguan pita suara, kanker rongga mulut, kerongkongan dan esofagus adalah beberapa kosekuensi yang harus anda tanggung bila anda merokok.
No. 4: Anda - dan hal-hal di sekitar anda- bau.
Mungkin anda tidak merasakannya. Mungkin anda sudah saangat terbiasa dengan merokok sehingga anda tidak bisa lagi membedakannya. Mungkin pula sel penghidu di hidung anda sudah sedemikian rusaknya sehingga tak bisa berfungsi dengan baik. Tapi, coba sesekali menanyakan kepada pasangan atau rekan yang tidak merokok untuk mengatakan yang sejujurnya tentang bagaimana anda, mobil dan rumah anda berbau. Jawaban pahit yang akan anda terima adalah: Semuanya bau!
Fakta: Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman anda.
No. 5: Tulang Rapuh.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap osteoporosis saat ini, mungkin anda sudah familiar dengan sejumlah faktor resikonya. Sebutlah, wanita pasca menopause, berkulit putih atau ras Asia , jarang melakukan aktivitas fisik, defisiensi kalsium dan bakat genetik. Anda benar, hal-hal tersebut merupakan kontributor rendahnya kepadatan mineral tulang. Tapi yang anda mungkin tidak tahu, ternyata merokok juga bisa menjadi salah satunya.
Fakta: Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengann osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian di tahun 1997 mengamati 4000 kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok. Dan sekali hilang, kepadatan massa tulang tidak akan kembali sepenuhnya. Hal ini mungkin disebabkan karena merokok mempengaruhi produksi estrogen dan hormon lain yang diperlukan untuk pembentukan tulang yang sehat.
No. 6: Depresi
Mari kita berfilsafat sejenak: Mengapa anda merokok? Fisher, dari Asosiasi Paru Amerika, percaya bahwa sebagian besar perokok melakukannya karena stress atau depresi. "Pengangguran atau mereka yang sedang dalam proses perceraian biasanya menjadi perokok berat," ujarnya seraya menambahkan bahwa bahkan bila anda tidak sedang stress, merokok akan membuat anda tampak seperti sedang stress. Merokok akan lebih membuat anda tampak bermasalah daripada terlihat keren.
Fakta: Hubungan antara merokok dengan depresi telah diketahui sejak lama. Sebagian ilmuwan menganggap adanya suatu zat yang terkandung dalam rokok yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stress atau depresi cenderung mencari 'pelarian' ke rokok. Padahal, rokok tidak bisa menggantikan tempat psikolog aatau psikiater untuk berkonsultasi.
No. 7: Panutan yang buruk bagi anak.
Seorang anak akan cenderung meniru apa saja yang dilakukan orangtuanya. Setiap kali anda menyulut rokok, itu sama saja seperti mengatakan kepada anak anda bahwa merokok itu diperbolehkan. Ambil contoh pendapat Ryan, yang hingga kini tidak pernah merokok. "Orangtuaku adalah panutan yang baik untukku," kenangnya. "Mereka tidak merokok dan minum minuman keras, jadi aku juga tidak pernah mencoba kedua hal itu."
Fakta: Setiap hari, diperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakti yang berhubungan dengan merokok. Organisasi anti-tembakau mengklaim perusahaan rokok yang secara terbuka menargetkan anak-anak sebagai target kampanye mereka. Bila anda merokok, anda ibarat reklame berjalan bagi perusahaan rokok. Dan bukannya dibayar, justru anda yang 'menghidupi' mereka.
No. 8: Kebakaran!
Fakta: Kebakaran yang disebabkan oleh rokok yang menyala merupakan penyebab utama kebakaran di AS. Selama tahun 1980-an, bahan-bahan rokok menyulut lebih dari 200.000 kebakaran setiap tahunnya dan membunuh lebih dari 1000 korban jiwa, dan mencederai lebih dari 3000 orang serta menyebabkan kerugian material sebanyak lebih dari 300 juta dolar.
Jika kematian akibat kebakaran tidak membuat anda prihatin, anda tentu masih ingat terakhir kali rokok anda 'melubangi' baju kesayangan atau sofa anda. Memang sih, kita sudah memasuki milenium ketiga dan mode pakaian semakin beragam, tapi tampaknya pakaian berlubang tidak sedang 'in' sekarang.
No. 9: Sirkulasi darah yang buruk
Berliur, lumpuh, bicara pelo...Sama sekali tak ada bagusnya menjadi penderita stroke. Bila anda selama ini menghibur diri bahwa stroke merupakan konsekuensi yang agak jarang dari kebiasaan anda, anda tetap tidak bisa mengelak dari ancaman serangan jantung yang bisa terjadi setiap saat. Jika anda beruntung, mungkin anda hanya akan merasakan sedikit ketidak nyamanan akibat sirkulasi yang buruk, seperti rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau kaki dan tangan yang terasa dingin.
Fakta: Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.
No. 10: Anda terlihat bodoh
Mengingat telah begitu banyaknya penyuluhan anti-rokok yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa para perokok itu pastilah menderita kekurangan oksigen. Faktanya, seperti yang anda baca pada poin di atas, mereka memang kekurangan oksigen. Tak peduli bagaimana seorang perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. Jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat konyol bukan? Sumber: Klinikpria.com.
Awas ! Merokok Bisa Bikin Buta
Menurut catatan Dirjen Pelayanan Kefarmasian Depkes, sekitar 70 persen penduduk Indonesia atau 141 juta orang telah menjadi perokok aktif, sehingga mereka perlu disadarkan agar secara bertahap tidak merokok lagi. Demikian disampaikan Aolid Dahari saat memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati tanggal 30 Mei. Sekitar 60 persen dari perokok aktif berasal dari penduduk miskin. Sebagian pendapatan yang mereka miliki digunakan untukmembeli rokok. Padahal, informasi tentang bahaya rokok seringkali dikumandangkan.
Kampanye anti rokok memang telah dilakukan sejak lama namun jumlah perokok selalu saja bertambah. Angka ini harus segera diturunkan agar mereka terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan rokok. Akibat merokok dapat menimbulkan penyakit jantung, hipertensi, kanker paru dan tenggorokan, serta gangguan janin bagi wanita hamil yang merokok.
Inilah hasil temuan terakhir penelitian soal bahaya merokok bagi kesehatan. Dari Auckland, Selandia Baru, sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan, menyimpulkan, selain dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan lainnya, kebiasaan merokok ternyata juga dapat membuat manusia menjadi buta.
Hasil studi yang dilakukan dokter ahli kesehatan masyarakat, Nick Wilson di Wellington, mendapati ada 1.300 pecandu nikotin yang mengalami kebutaan, sebagian besar kebutaan sepenuhnya dan permanen.
Lalu di mana letak hubungannya ? Nah menurut Wilson , hubungan antara kebutaan dengan kebiasaan merokok itu, berkaitan dengan kondisi yang disebut age-related macular degeneration (AMD) atau penurunan kualitas anatomi tubuh. Celakanya, sebagian besar kasus AMD tidak dapat diobati.
"Merokok akan mempercepat keseluruhan proses penuaan. Zat-zat kimia perusak yang terdapat pada tembakau kemungkinan memberi dampak (yang demikian)," demikian Wilson .
Penelitian ini juga menegaskan bahwa logam-logam berat beracun yang terdapat dalam rokok diperkirakan sebagai penyebab katarak.
Berhenti Merokok? Bisa!
Health: Wednesday, 4 Dec 2002 8:21:36 WIB
Mengapa para pecandu rokok lebih 'takut' berhenti merokok daripada takut pada puluhan penyakit mematikan yang mengancamnya?
Semua perokok sudah tahu, termasuk saya, bahwa merokok itu dapat memperpendek umur karena memicu serangan jantung, stroke, bronkhitis kronis, emfisema, impotensi, dan berbagai kanker, khususnya kanker paru. Tapi semua perokok, termasuk juga saya pada awalnya, tidak peduli.
Saya, seperti juga pecandu rokok yang lain, merasa segala "ancaman" itu tidak menakutkan saya. Sudah puluhan tahun saya merokok, dan tak ada satu pun gejala penyakit yang disebutkan tadi mendatangi saya. Paling banter hanya batuk!
Saya baru tersentil ketika membaca sebuah laporan WHO di internet suatu hari. Penyakit yang berkaitan dengan tembakau, tulis laporan itu, menewaskan kira-kira 4 juta orang setiap tahun, atau satu orang setiap delapan detik. Nah, siapa bisa menduga kalau 8 detik berikutnya sayalah yang terkena serangan jantung dan meninggal?
Saya melanjutkan membaca laporan tersebut. Di seluas dunia, sekurang-kurangnya 1,1 miliar orang adalah perokok. Secara kasar, itu berarti sepertiga orang dewasa di dunia. Saya baru tahu dari laporan WHO itu, bahwa kemungkinan seorang perokok direnggut kehidupannya oleh nikotin adalah 1 banding 2. Itu artinya, dari dua orang perokok, dalam jangka panjang, salah satunya akan tewas karena rokok. Saya berpikir sederhana saja: bagaimana kalau satu orang yang apes itu adalah saya?
Mencelakakan orang lain
Masih dari laporan WHO itu, merokok juga mencelakakan orang lain. Istri seorang perokok berisiko terkena kanker paru-paru sebesar 30 persen daripada istri bukan seorang perokok. Anak-anak yang orangtuanya merokok lebih besar kemungkinannya terkena pneumonia atau bronkhitis sebelum mereka melewati usia dua tahun daripada anak-anak yang rumahnya bebas asap rokok. Oh, saya punya seorang bayi yang lucu dan istri yang cantik di rumah....
Wanita hamil yang merokok membahayakan bayi dalam kandungan mereka. Ini termasuk istri hamil yang setiap hari menghisap asap rokok dari suaminya. Nikotin, karbonmonoksida, dan bahan kimia lain yang berbahaya dalam asap rokok memasuki aliran darah ibu dan menyalurkan langsung pada anak di rahimnya. Konsekuensinya antara lain, kemungkinan besar keguguran, melahirkan bayi yang sudah mati, dan bayi mati setelah lahir. Selain itu, sindroma kematian bayi mendadak kemungkinan terjadi tiga kali lipat bagi bayi-bayi yang ibunya merokok selama kehamilan.
Ternyata lebih mengerikan memikirkan akibat rokok terhadap orang lain daripada terhadap diri sendiri. Saya juga terpikirkan, bukankah lebih bijaksana kalau uang untuk membeli rokok saya manfaatkan untuk keperluan keluarga yang lain?
Saya mencoba menghitung. Setiap hari rata-rata 2 bungkus rokok seharga Rp6000 per bungkus saya habiskan. Itu berarti dalam setahun saya membuang duit 365 kali 12.000 = Rp4.380.000. Kalau 10 tahun saya merokok itu sama dengan saya "membakar" uang milik saya sebanyak Rp43.800.000! Itu pun kalau dalam 10 tahun itu harga rokok tidak naik.
Siapa bilang sulit berhenti
Saya langsung memutuskan berhenti merokok saat itu juga. Siapa bilang berhenti merokok sulit? Niat saya didukung oleh Dr Faisal Baraas DSpJ, ahli penyakit jantung RS Jantung Harapan Kita, Jakarta . Dokter Faisal menyatakan bahwa saya harus siap menghadapi akibat berhenti merokok itu. "Tapi itu tidak berat kalau Anda memang sudah berniat berhenti merokok," katanya.
Dua puluh menit setelah Anda berhenti merokok, urai dokter Faisal, tekanan darah Anda turun hingga normal. Seminggu kemudian, tubuh Anda bebas dari nikotin. Sebulan kemudian, berkuranglah semua gejala batuk, hidung tersumbat, rasa lelah, dan nafas terengah-engah. Setelah lima tahun, risiko Anda meninggal karena kanker paru pun merosot hingga 50 persen. Setelah 15 tahun, risiko Anda terkena penyakit jantung koroner merosot hingga setara dengan risiko orang yang sama sekali belum pernah merokok. "Jangan lupa untuk berolahraga. Jalan kaki atau joging adalah pilihan terbaik," ia mengingatkan.
Untunglah saya bukan pecandu rokok berat. Karena menurut psikiater dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), Jakarta , Dr Diah Setia Utami SpKJ, pecandu rokok akan lebih sulit menghentikan kecanduannya. Ini karena kalau ia berhenti, akan muncul gejala putus zat (withdrawal syndrome) setelah 2-24 jam. "Gejalanya yaitu muncul gangguan tidur, gampang marah, tidak sabar, hilang konsentrasi, dan gelisah, dan 'rindu berat' pada rokok," katanya.
Orang akan menjadi pecandu, jelas Dr Diah, kalau pada dirinya sudah terjadi dua hal. Pertama, toleransi. Artinya, orang cenderung meningkatkan dosis zat yang digunakan untuk mencapai efek langsung. "Jadi, kalau orang tambah cemas, rokoknya pun bertambah banyak," Dr Diah memberi contoh. Dan kedua, terjadi gejala putus zat (withdrawal) saat ia tidak menggunakan zat itu.
Nikotin Si Biang Kerok
Penelitian mengungkapkan bahwa dari 4 orang yang mencoba menjadi perokok, salah satunya menjadi pecandu. Dan 'biang kerok' orang menjadi pecandu itu adalah zat bernama nikotin.
Nikotin adalah satu dari 4000 komponen yang terkandung dalam asap rokok yang merupakan major psychoactive substance (zat yang bersifat psikoaktif). Zat ini bekerja pada susunan saraf pusat, otak, dan mampu menstimulasi berbagai macam zat biokimiawi otak (neurotransmitters) yang berpengaruh terhadap pola pikir, mood, atau perasaan kita. Nikotin inilah yang membuat kita selalu ingin merokok setelah sekali mencobanya.
Dan kalau kita terus menerus merokok, maka sebanyak 43 komponen lain dalam asap rokok akan membuka jalan bagi puluhan penyakit masuk ke dalam tubuh kita. Zat-zat itu antara lain sianida, benzena, metanol, dan asetilena (bahan bakar obor). Asap rokok juga mengandung nitrit oksida dan karbon monoksida. Keduanya adalah gas beracun.
Mengapa jadi pecandu?
Menurut Dr Diah, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang menjadi pecandu rokok.
Model. Ia menirukan idolanya yang di matanya terlihat jantan dengan merokok.
Personaliti. Pada awalnya ia memang dasarnya orang pencemas, tidak percaya diri dan sebagainya. Ternyata dengan merokok semua perasaan tidak nyaman itu berkurang (efek euphoria).
Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah pembombardiran iklan rokok di sekitar kita. Rokok telah menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari. Di jalan, kita selalu melihat iklan rokok, di teve, film, media massa , dan lain-lain, membuat kita tak bisa lepas dari rokok.
Karena itu, menurut Dr Diah, ada dua cara untuk menghentikan para pecandu rokok, yang semuanya dibutuhkan keberanian. Pertama, keberanian dari diri pribadi masing-masing. Motivasi yang kuat dan kesiapan mental harus dimiliki. Kedua, keberanian dari pemerintah untuk mengorbankan pemasukan dari rokok yang sangat besar demi kesehatan masyarakat.
Semuanya sangat sulit, tentu saja. Tapi yang jelas, menurut saya, iklan-iklan rokok yang sering saya lihat itu penuh kebohongan. Simbol kejantanan, kegagahan, dan kemewahan, yang ditampilkan iklan-iklan tersebut sama sekali berbeda dengan kenyataan. Merokok ternyata membuat napas tak sedap, gigi dan jari menjadi coklat kekuningan, menyebabkan batuk, dan napas terengah-engah. Dan tentu saja berbagai macam penyakit serius dan mematikan yang telah disebutkan tadi. Sama sekali tak ada kesan jantan, gagah, atau mewah di sana .